Senin, 11 November 2019

Yusril Menyerukan untuk Audit Garuda - Sriwijaya Air

Yusril Menyerukan untuk Audit Garuda - Sriwijaya Air


Sriwijaya Air meminta audit kemitraan operasi dengan Garuda Indonesia . Hubungan bisnis antara kedua operator telah berlangsung selama hampir satu tahun.

Seorang advokat Yusril Ihza Mahendra, yang juga merupakan salah satu pemegang saham Sriwijaya, mengatakan bahwa ia meragukan manajemen Sriwijaya di bawah Grup Garuda Indonesia sejak November 2018. Selain itu, Yusril mempertanyakan pembayaran utang Sriwijaya sementara manajemennya diambil alih oleh Garuda .

“Garuda mengklaim bahwa di bawah manajemennya, utang Sriwijaya turun 18 persen. Kami juga tidak percaya, jadi silakan mengauditnya, ”kata Yusril seperti dikutip dari Bisnis, Minggu, 10 November.

Selain itu, Garuda mengklaim bahwa di bawah manajemennya, kinerja Sriwijaya meningkat. Setelah mengalami kerugian hingga Rp1,6 triliun pada 2018, laporan keuangan Sriwijaya dilaporkan positif pada kuartal pertama 2019 bersamaan dengan perbaikan dalam manajemen dan strategi perusahaan.

Namun, Yusril masih curiga dengan pencapaian tersebut mengingat selama kemitraan, Sriwijaya mengalami lebih banyak kerugian, mengingat banyak konflik kepentingan antara anak perusahaan Garuda dan Sriwijaya.

Menurut Yusril, kinerja Sriwijaya di bawah manajemen Garuda melalui Citilink tidak membaik. Sebaliknya, operator dikelola secara tidak efisien, dan ada pemborosan keuangan.

“Kami tidak percaya [bahwa Sriwijaya lebih baik selama kemitraan operasi]. Jadi Pak Luhut [Menteri Koordinator Bidang Kelautan dan Investasi] meminta BPKP dan auditor independen untuk memeriksa [ikatan bisnis], ”tambah Yusril.

Sebelumnya diberitakan, hubungan bisnis antara Sriwijaya Air dan Citilink Indonesia mengalami keretakan lagi. Direktur teknis dan layanan Garuda Iwan Joeniarto mengatakan dalam sebuah pernyataan Kamis, 7 November, bahwa Sriwijaya Air tidak lagi menjadi anggota Garuda Indonesia Group.

0 komentar:

Posting Komentar