Sabtu, 14 Maret 2020

Simulasi BIN Memprediksi Epidemi Korona Menjadi Puncak di Bulan Ramadhan

Simulasi BIN Memprediksi Epidemi Korona Menjadi Puncak di Bulan Ramadhan


Wakil V Badan Intelijen Negara (BIN), Afini Boer, mengatakan bahwa agensi tersebut telah meramalkan secara matematis kapan epidemi coronavirus (COVID-19) akan mencapai puncaknya di Indonesia. Agensi mengklaim akan berlangsung 60-80 hari setelah diumumkan pertama kali pada 2 Maret. 

Model perhitungan BIN menempatkan puncak epidemi coronavirus pada bulan Mei, yang bertepatan dengan Ramadhan ; bulan puasa bagi umat Islam. 

“Mengandalkan model perhitungan ini, momen puncak kemungkinan akan jatuh pada bulan Mei. [Selama] bulan puasa, ”kata Afini dalam diskusi yang diadakan di Kebayoran Baru di Jakarta Selatan hari ini, 13 Maret.

Afini menjelaskan bahwa simulasi itu dilakukan dengan menghitung jumlah orang yang diyakini terinfeksi, atau dikenal sebagai tersangka kasus coronavirus, pasien yang sudah sembuh, dan melacak mobilitas mereka. 

“Berdasarkan perhitungan matematis ini yang mengawasi variabel seperti dugaan infeksi dan pemulihan, model menunjukkan bahwa itu akan memasuki puncaknya dalam 60 - 80 hari,” kata Afini. 

Wakil BIN menjelaskan bahwa simulasi mengacu pada penyebaran virus corona di negara-negara lain seperti Cina, yang ia klaim telah mencapai puncak epidemi dalam waktu 60 hari. Sedangkan Inggris memprediksi bahwa puncak epidemi akan terjadi dalam 130 hari sesuai dengan perhitungan yang berbeda. 

Tantangan lain yang dihadapi BIN , katanya, adalah kemungkinan penyebar super di mana satu orang dapat menyebarkan virus ke banyak orang. Ini, katanya, terjadi di Korea Selatan dan Italia. 

0 komentar:

Posting Komentar