Kamis, 25 April 2019

Kesalahan Input Data Pemilu Menguntungkan Dua Capres

Kesalahan Input Data Pemilu Menguntungkan Dua Capres


Mahfud MD, ketua Gerakan Suluh Kebangsaan (Komisi Pencerahan Nasional), mengunjungi kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk meminta klarifikasi mengenai masalah input data kesalahan dalam situs web sistem informasi penghitungan suara ( SITUNG).

Mahfud datang dengan seorang profesor statistik di Institut Pertanian Bogor Asep Saefuddin dan seorang putri mantan Presiden Gusdur Alissa Wahid.

Menurut Mahfud, kedua kandidat presiden akan dilanda serta mendapat manfaat dari kesalahan. KPU, lanjutnya, memiliki data yang menguntungkan kandidat nomor 01 atau 02.

Dia lebih lanjut mengimbau semua orang untuk tetap tenang dan tidak jatuh hati pada berita bohong yang mungkin merusak kredibilitas KPU. Dia menyarankan pihak-pihak yang tidak mempercayai komisi untuk melaksanakan sistem penghitungan suara mereka sendiri dan membandingkannya dengan data yang lebih akurat.

"Dengan demikian, akan diketahui apakah itu salah atau tidak," kata Mahfud.

Sosok Muslim yang terkenal itu menjelaskan timnya bersama-sama dengan tim informasi teknologi KPU dan Suluh Kebangsaan menemukan beberapa faktor kesalahan input data. Menurut dia, per 24 April, pukul 17:15 waktu Indonesia bagian barat, data dari 241.366 TPS telah direkam. "Dan ada 101 kesalahan."

Dia kemudian menyimpulkan hanya ada 0,0004 persen atau satu kesalahan terjadi di 2.500 TPS. "Itu tidak bisa dikatakan penipuan sistematis," dia menggarisbawahi.

Mahfud MD melanjutkan dengan mengatakan bahwa Gerakan Suluh telah mengunjungi kantor KPU sebelum hari pemilihan pada 17 April, untuk mendukung komisi profesional dan independen. “Jadi kami ingin mengunjungi KPU karena kami merasa terganggu setelah mendengar berita [tentang tuduhan penipuan] untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi,” pungkasnya.

0 komentar:

Posting Komentar