Minggu, 28 Juli 2019

Helikopter Militer MI-17 Masih Hilang Di Papua

Helikopter Militer MI-17 Masih Hilang Di Papua


Helikopter Angkatan Darat Indonesia MI-17 yang kehilangan kontak pada 28 Juni 2019 di Papua , masih hilang meskipun ada upaya pencarian terus menerus, kata Komandan Komando Militer Cenderawasih XVII Mayor Jenderal Yoshua Sembiring mengatakan. "Kami telah melaporkan kepada Kepala Staf Angkatan Darat tentang apa yang telah kami lakukan untuk menemukan helikopter. Dan kami telah meminta saran karena operasi pencarian telah dilakukan selama satu bulan," kata Sembiring kepada Antara pada hari Sabtu.

Operasi pencarian yang ketat telah dilakukan dan pos komando telah didirikan di Pangkalan Angkatan Udara Silar Papare di Sentari, Papua.

Lokasi di mana helikopter itu diduga jatuh telah tertutup oleh hutan lebat, membuat upaya pencarian menjadi sangat sulit.

Di darat, pencarian sedang dilakukan dengan bantuan penduduk setempat, dan di udara dengan pesawat sipil yang terbang di atas daerah pegunungan Bintang, jelasnya.

Sejak helikopter MI-17 menghilang dari radar, telah ada upaya yang konsisten untuk menemukannya dengan bantuan Helikopter Bell 206 dan Helikopter Bell 412 dengan nomor registrasi HA-5177.

Operasi pencarian akan berlanjut sampai helikopter ditemukan, atau sampai perintah dikeluarkan untuk menghentikan pencarian, katanya.

Helikopter MI-17 lepas landas dari Bandara Oksibil pada pukul 11:44 waktu setempat pada tanggal 28 Juni, dan pada pukul 11:48 pagi menghubungi kontrol lalu lintas udara (ATC) bandara untuk melaporkan bahwa ia akan naik menjadi 7.800 kaki, enam mil laut ke arah Utara. Pilot kemudian berkata "terima kasih" pada jam 11:49, dan setelah itu semua kontak antara dia dan ATC terputus.

Helikopter MI-17, dengan nomor registrasi HA-5138, membawa 12 penumpang dan awak, yang sebelumnya terbang ke Okbibab di Papua  untuk mengirimkan logistik kepada tentara yang bertugas di daerah tersebut. Para kru adalah pilot CPN Kapten Aris dan CPN Letnan Bambang, co-pilot Letnan Satu CPN Ahwar, Sersan Suriyatna, Sersan Dita, Kepala Swasta Dwi Purnomo, dan Prajurit Aharul. Para penumpang, yang merupakan anggota Batalyon 725 / WRG, terdiri dari Sersan Kedua Ikrar Setya Nainggolan, Prajurit Yanuarius Loe, Prajurit Risno, Prajurit Dua Sujono Kaimuddin, dan Prajurit Dua Tegar Hadi Sentana.

0 komentar:

Posting Komentar