Selasa, 16 Oktober 2018

Indonesia Mendapatkan Peringkat Ketiga Dalam Festival Budaya Itaewon

Indonesia Mendapatkan Peringkat Ketiga Dalam Festival Budaya Itaewon

Indonesia Mendapatkan Peringkat Ketiga Dalam Festival Budaya Itaewon

Tim Indonesia menempati peringkat ketiga dalam Festival Desa Global Itaiewon 2018 yang diselenggarakan di kota Seoul , Korea Selatan. Sebanyak 38 negara bergabung dalam festival termasuk Indonesia dengan tema Magnificent Diversity.

Festival dua minggu yang diadakan pada bulan Oktober berlangsung di wilayah internasional yang terkenal di Seoul. “Festival tahun ini bertemakan Let's Beat, Itaewon berhasil menarik 1,4 juta pengunjung,” kata pejabat sosial dan budaya Kedutaan Besar RI di Seoul Purno Widodo kepada Antara, Selasa, 16 Oktober.

Parade budaya, pertunjukan musik, tarian, makanan jalanan, serta kerajinan dari berbagai bagian dunia memeriahkan festival. Pengunjung juga dapat menjelajahi budaya unik dari beragam negara di zona tertentu.

Kedutaan Besar Indonesia di Seoul menghadirkan 40 warga yang memamerkan budaya negara selama parade jalanan. Tim tersebut terdiri dari Kelompok Tari Tradisional Indonesia, Himpunan Mahasiswa Indonesia, Dharma Wanita Persatuan Kedutaan Indonesia di Seoul, Paguyuban Kedaerahan Indonesia, dan pekerja migran di Korea Selatan.

Tim ini menampilkan berbagai pakaian tradisional dan Tari Sabalah dari Sumatera Barat dan Tari Topeng Kelana dan banyak kerajinan dari seluruh nusantara di stannya.

Wakil Duta Besar KBRI Seoul, Siti Sofia Sudarma, memuji pencapaian tersebut. “Indonesia dengan banyak kekayaan budaya memang layak untuk menjadi salah satu yang terbaik. Indonesia adalah salah satu magnet [yang menarik wisatawan]. ”

Dimulai setiap tahun sejak 2008 selama musim gugur, Itaewon Global Village Festival bertujuan untuk menciptakan Korea Selatan sebagai tempat di mana berbagai budaya bertemu dan berkembang, baik dari dalam maupun luar negeri.

Itaewon adalah daerah perumahan (dong) yang terletak di Distrik Youngsan-gu, Seoul , Korea Selatan. Sekitar 22.000 orang tinggal di daerah itu, dan banyak restoran dibuka oleh imigran asing, seperti dari India, Thailand, Timur Tengah, Meksiko, dan Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar