Jakarta Mengklaim Keberhasilan dalam Mengurangi Kemacetan Lalu Lintas
Kepala Dinas Perhubungan Jakarta Syafrin Liputo menilai pihaknya berhasil menekan angka kemacetan di tengah kenaikan jumlah kendaraan dan merebaknya proyek-proyek pembangunan di ibu kota. Dengan demikian peringkat kota pada daftar kota paling padat di dunia ditingkatkan.
Kemudahan kemacetan, Syafrin mengklaim, disebabkan oleh perluasan kebijakan lalu lintas yang bahkan ganjil yang menghasilkan peningkatan signifikan kecepatan rata-rata kendaraan dari sekitar 25 kilometer per jam menjadi 33 kilometer per jam.
“Itu kontribusi yang memadai. Bayangkan jika kita tidak melakukan apa-apa, tentu saja, kita tidak bisa mempertahankan [kemacetan lalu lintas sebesar] 53 persen, ”kata kepala badan di Dewan Legislatif Daerah (DPRD) pada hari Senin, 3 Februari.
Syafrin membuat pernyataan itu sebagai tanggapan terhadap hasil Indeks Lalu Lintas TomTom yang diunggah di halaman tomtom.com , menempatkan ibu kota negara itu pada urutan ke-10 kota paling padat di dunia. Namun, itu berhasil meningkatkan peringkat dari yang sebelumnya ke-7 di 2018 meskipun tidak ada perubahan dalam tingkat kemacetan 53 persen.
Bagi Syafrin, mempertahankan tingkat kemacetan adalah pencapaian yang luar biasa mengingat pertumbuhan jumlah kendaraan mencapai 10 persen setiap tahun.
Selain itu, jumlah pengguna Transjakarta dan MRT masing-masing meningkat 995.000 dan 95.000 orang per hari. Dia menggarisbawahi bahwa pihaknya akan bekerja yang terbaik untuk membawa Jakarta keluar dari 10 kota paling padat di dunia.
0 komentar:
Posting Komentar